Pencak
silat sering disebut sebagai seni bela diri yang berasal dari
Indonesia. Seni bela diri bisaberarti seni dalam pembelaan diri atau
dapat dimaknai sebagai dua pengertian yaitu : Seni dan bela diri.
Apabila
kita kembali ke sejarah terciptanya istilah pencak silat, pengertian
kedua ini yang lebih mendekati. Tetapi bila kita kembali ke makna awal
bahwa pencak silat adalah alat untuk membela diri, maka seni bela diri
adalah :
seni untuk membela diri.
Seni
adalah suatukeindahan yang dapat dinikmati baik kasat mata maupun tidak
kasat mata, seni adalah suatu pola baik nyata maupun abstrak, oleh
karena itu seni bela diri adalah “suatu pola teratur yangdapat dinikmati
keindahannya dalam suatu aksi pembelaan diri”. Bela diri sendiri
bermakna suatu pertarungan/pertempuran baik secara fisik atau pun non
fisik. Non fisik tidak berartimistik/magic . Non fisik dalam bela diri
bisa berupa aktivitas lisan (negosiasi), sikap (ramah,sopan santun,
mengalah, tegas)Berdasarkan uraian di atas, maka unsur-unsur Seni dan
bela diri dalam pencak silat mencakup dua aspek, yaitu :
1. Aspek lahir, yang terdiri dari : teknik, jurus, aplikasi, kaedah/kaidah.
2. Aspek batin, yang terdiri dari : sikap/perilaku, filosofi, ketuhanan.
TEKNIK
Teknik adalah sistim atau cara melakukan suatu gerakan atau tidak
melakukan apa-apa dalampencak silat. Diam, atau tidak melakukan apa-apa
juga merupakan suatu teknik, contohnyaadalah sikap tenang dengan
memandang tajam ke arah lawan. Ada ratusan bahkan ribuanteknik dalam
pencak silat yang mencakup beragam gaya dan bentuk. Contoh : teknik
memukul, pukulan lurus ke depan bisa dilakukan dengan tangan terkepal
atau jari terbuka,menggunakan buku jari tangan, dan sebagainya yang
disesuaikan dengan tujuan/sasaran dankondisi lawan. Teknik memukul tidak
selalu ke depan, bisa menyamping/diagonal, ke atas,vertikal, atau
mengayun dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan atau sebalik nya.
Masing-masing aliran/perguruan mempunyai teknik sendiri dan kemungkinan
kesamaan dengan pencak silat lainnya.Secara umum teknik dalam pencak
silat dapat dibagi menjadi :
1. Sikap
: sikap di sini berarti keadaan seorang pesilat dalam sebuah
pertarungan, apakahitu pertandingan atau pertarungan sebenarnya. Sikap
kadang disebut juga sebagai “sikap pasang”, style , gaya berdiri,
ataupun kuda-kuda. Sikap tiap pesilat akan berbedatergantung aliran yang
dipelajarinya. Ada yang bersikap tenang dengan berdiri teguh,ada yang
tampak bersahaja, ada yang berdiri dengan kuda-kuda kokoh, dan
sebagainya. Seorang pesilat yang berpengalaman akan mudah menilai
lawannya dari sikap yangditunjukkannya.
2. Teknik
menyerang (memukul, menendang, menjatuhkan) : penyerangan dalam pencak
silat mempunyai gaya dan pola yang teratur dan terarah, yang
membedakannya dariserangan ngawur orang awam. Menyerang dapat dilakukan
dengan seluruh anggotabadan dan ke seluruh anggota badan lawan. Di
sinilah letak perbedaan antara pencak silat yang dipertandingkan dengan
pencak silat tradisional. Pencak silat sport memilikiaturan tertentu
yang melarang petanding untuk menyerang daerah berbahaya lawan seperti
kemaluan, daerah serangan adalah sekitar badan yang terlindung body
protector. Sedangkan pencak silat tradisional yang pada dasarnya untuk
membela diridalam keadaan sesungguhnya menghalalkan segala cara
menyerang dan bagian tubuhuntuk diserang.
3. Teknik
menghindar : ada banyak ragam teknik menghindar, misalnya serangan
lurus kedepan bisa dihindari dengan mundur satu langkah, bergerak
menyamping, ataumerundukan tubuh yang dikombinasikan dengan gerakan kaki
yang terpola.
4. Teknik
menangkis : menangkis umumnya menggunakan tangan, tetapi bisa
jugamenggunakan kaki, untuk menangkis tendangan. Pesilat Cimande
terkenal dengankekuatan otot dan tulang nya yang dilatih secara khusus
dengan metode tertentu. Tangkisan yang dilakukan oleh seorang pesilat
Cimande dengan mengadu tulang(tangan atau kaki) dapat mematahkan tulang
lawannya. Tangkisan seorang pesilat yangmengandalkan rasa, akan terasa
lembut tapi mematikan. Menangkis kadang diikutidengan menangkap tangan
lawan.
5. Teknik
melangkah : secara umum melangkah dalam pencak silat menuju arah
empatmata angin (biasa nya disebut pancer ). yaitu ke depan, ke
belakang, ke kanan dan kekiri. Pola langkah sangat variatif bentuk dan
teknik nya, ada langkah segitiga, langkahsegiempat, pola langkah tapal
kuda, langkah melingkar, dan sebagai nya. Masing-masing teknik dan pola
langkah akan berbeda antara satu pencak silat dengan pencak silat
lainnya. Tujuan utama dari melangkah adalah “memenangkan posisi”
danmendapatkan kelemahan lawan, dengan demikian pola langkah yang
terlatih akansangat membantu dalam sebuah pertarungan. Melangkah dalam
pencak silat bisadilakukan secara normal (memindahkan posisi kaki
seperti berjalan), dengan meloncat,atau dengan langkah seser yaitu
perpindahan posisi kaki dengan tidak mengangkatkaki, tetapi menggeser
menyusuri lantai. Masing-masing teknik itu mempunyai
tujuantertentu.Dalam eBook ini tidak akan dibahas secara detil mengenai
beragam teknik tersebut karena akanmemakan banyak sekali halaman buku.
JURUS
Ada
yang mengartikan jurus sebagai JUJUR dan LURUS, yang maksudnya seorang
pesilat harus jujur dan berperilaku lurus. Secara filosofi hal itu benar
sekali, tetapi dalam sebuah teknik danaplikasi pencak silat hal itu
tidak selalu benar. Serangan tidak harus selalu lurus, bisamenyamping,
melangkah pun tidak harus lurus. Jujur? Dalam pencak silat tradisional
dikenalungkapan “teknik yang licik”, artinya serangan (kadang-kadang
hindaran) dilakukan dengantrik-trik tertentu untuk menipu lawan. Jadi
dalam sebuah pertarungan pesilat tidak harus JUJUR dan LURUS.Jurus
adalah suatu pola gerak/rangkaian gerak yang teratur, mempunyai tujuan
tertentu danmenjadi dasar/fondasi suatu teknik bela diri
Setiap
aliran dan perguruan mempunyai jurus masing-masing, ada yang mirip satu
sama lain,ada yang sangat berbeda. Hal tersebut dipengaruhi oleh
karakter, kondisi lingkungan, sertaadat dan budaya di mana jurus itu
diciptakan. Saling pengaruh dan keterkaitan juga membuatbanyak jurus
yang mirip satu sama lain. Seorang pesilat yang jujur akan mengakui dari
mana jurus itu didapatkan, atau dari aliran mana inspirasi jurus itu
tercipta.Pada umumnya setiap aliran dan perguruan mewajibkan muridnya
melatih jurus karena alasan-alasan sebagai berikut : 1. Bentuk jurus
akan mencirikan aliran/perguruannya, karena tidak adasatu jurus pun yang
100 persen sama persis. 2. Tanpa menguasai dan memahami jurus,aplikasi
yang diharapkan akan kurang sempurna, 3. Dalam jurus terkandung makna
dan filosofiyang dalam yang dapat membentuk karakter dan kepribadian
seorang pesilat menjadi satria.
APLIKASI
Tanpa
menguasai aplikasi, seorang pesilat tidak akan bisa menerapkan pencak
silat yang dipelajarinya dengan maksimal. Aplikasi adalah buah dari
jurus yang dipelajari dandigunakan dalam sebuah pertarungan. Unsur bela
diri dalam pencak silat terwujud dari aplikasiini, itulah sebabnya trend
saat ini memunculkan banyak tempat pelatihan bela diri yang
hanyamengajarkan aplikasi pencak silat.Banyak orang yang skpetis
terhadap aplikasi pencak silat dalam kejadian yang sesungguhnya (real
fight ). Pendapat skeptis itu menyatakan bahwa belajar pencak silat
tidak ada gunanyasebab pada kejadian sesungguhnya ternyata aplikasi itu
tidak bisa diimplementasikan, dan tidak ada beda nya dengan orang yang
tidak belajar pencak silat. Pendapat itu tidak bisadisalahkan sepenuhnya
karena alasan-alasan antara lain :
1. Yang
tertanam di benak umumadalah pencak silat sport, dimana ciri pencak
silat hanya nampak pada saat “kembangan” saja,setelah itu mereka hanya
saling bergumul,
2.
Mereka yang belajar silat tidak mempelajarikaedah, hanya mengejar
teknik-teknik aplikasi baku, sehingga apabila bertemu dengan
kejadianyang tidak pernah dipelajari, dia akan kebingungan sendiri.Oleh
karena itu aplikasi ini tidak akan pernah bisa dipisahkan dari pemahaman
jurus dankaedah yang terkandung di dalam nya. Hubungan antara jurus,
aplikasi, dan kaedah silat dapatdigambarkan sebagai berikut :
Salah
satu contoh adalah gerakan suliwa/seliwa. Ini sebenar nya adalah suatu
kaedah, bukan semata gerakan yang bersilangan atau berlawanan. Dalam
tahap awal pembelajaran –dalam aliran silat sunda dan betawi misalnya-
kita berlatih gerakan suliwa adalah untuk “bisa” mengantisipasi gerakan
jurus (serangan lurus dengan tangan dan kaki yang sama). Suliwa
digunakan untuk menghindar lalu menyerang balik,ini pelajaran dasar.
Karena aplikasi gerak/jurus suliwa bisa menghindari serangan
pukulan/tendangan. “Menghindar dan berlawanan”, ini lah kaedah yang
harus kita mengerti. Filosofi yang terkandung di dalam nya sangat dalam
dan luas.Dalam kehidupan ini gerakan/kaedah suliwa sangat
applicable.Bukankah kita diajarkan untuk menghindari perbuatan
buruk,menghindari sengketa, menjauhi permasalahan? Dan bukankah alam
semesta serta isi nya ini selalu berpasangan dan “berlawanan?”.Latihlah
gerakan suliwa sampai mahir, kuasailah teknik nya, tapi jangan lupa
untuk memahami dan mengerti kaedah dan filosofi nya.Bertanyalah tentang
isi dan makna bukan semata aplikasi pertarungan,maka para guru akan
dengan senang hati memberikan penjelasan dan berbangga hati karena
mempunyai murid yang akan mewarisi nilai-nilai luhur pencak silat. Jadi
kalau kita masih saja menemukan guru yang mengajar dengan metode “jalani
aja dulu, nanti lama-lama juga bisa”,bukan berarti guru tersebut kuno
dan pelit aplikasi, hanya saja kita perlu merobah pertanyaan kita.Dengan
memahami dan mengerti sedalam-dalam nya kaedah gerakan suliwa, maka
aplikasi yang kita butuhkan akan mengalir dan keluar dengan sendiri nya
dalam situasi dan kondisi pertarungan apa pun,karena kita sudah tidak
terjebak lagi dengan konsep-konsep baku suatu pertarungan.
SENJATA
Ada
banyak macam senjata dalam pencak silat, antara lain : pisau, golok,
pedang, toya, clurit,kerambit, bahkan kipas, selendang, sarung pun bisa
digunakan sebagai senjata. Ada yangberpendapat bahwa senjata hanyalah
kepanjangan tangan saja dalam pencak silat, ada pulayang mengkhususkan
diri mempelajari jurus-jurus senjata. Salah salu aliran silat yang
khusus mempelajari senjata adalah silat golok seliwa dari betawi yang
dikembangkan dan diajarkanoleh Bang Husin dari Kebalen, Kebayoran Baru.
Pencak silat dari Madura mempunyai ciri khaspermainan clurit seperti
aliran silat Are’ Seka yang kini dikembangkan oleh Mas Mohamad Amindi
surabaya. Beberapa aliran/perguruan silat juga ada yang memainkan keris
sebagai senjata(khusus nya di Jawa tengah, Jawa Timur, Bali. Badik di
Sulawesi, dan rencong di Aceh.Beragam nya jenis senjata dan jurus-jurus
yang dapat dimainkannya menunjukkan betapa kayanya ragam pencak silat di
Indonesia
KAEDAH/KAIDAH
Pencak
silat tidak akan ada artinya tanpa pemahaman akan kaedah yangmerupaka
bagian tak terpisahkan dalam sebuah aliran/perguruan. Kaedah adalah
nyawa daripencak silat, tanpa penguasaan kaedah aplikasi pencak silat
bagaikan robot yang terprogram.Ada banyak kaedah dalam pencak silat,
masing-masing aliran mempunyai kaedah tersendiridengan penyebutan yang
khas, walaupun dari segi isi nya kadang ada kesamaan antara
satualiran/perguruan dengan lainnya. Beberapa kaedah dapat disebutkan di
sini antara lain :
1. Maenpo
Cikalong Pasar Baru, Cianjur dari garis keilmuan RH. O. Soleh (Gan
Uweh)mempunyai kaedah madi, sabandar, kari. Kaedah “madi” berarti
pemahaman akankemampuan mengukur, mengontrol, dan membendung tenaga
lawan. Diperlukanpemahaman dan latihan yang mendalam untuk menguasai
kaedah ini. Kaedah “sabandar” berarti pemahaman akan kemampuan merubah
keadaan dan/atau posisi kitaterhadap lawan untuk mendapatkan keuntungan.
Sedangkan “kari” berarti finishing atauserangan terhadap lawan. Ketiga
kaedah tersebut harus dimengerti dan dipahami agardapat diaplikasikan
dalam tiap kondisi pertarungan.
2. Amengan
Gerak Gulung Budidaya mengenal antara lain kaedah “ leuleus ”dan
leungeun asal. Leuleus dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
sebagai “lemas”, tapi bukanberarti lemas tanpa daya tanpa tenaga. Lemas
disini lebih kepada pengertian gerakanyang dilakukan mengalir sedemikian
rupa, tidak tegang, alami dan penggunaan tenagayang terukur. Leungeun
asal diambil dari kaidah alami manusia, dilatih dengan caraberjalan
alami dengan melenggangkan tangan. Tujuan dari latihan ini adalah
gerakanyang tercipta diharapkan mengalir secara alami dan dapat
mengantisipasi berbagaiserangan lawan.
3. Dalam
banyak aliran pencak silat Sunda ada kaedah serong dilawan lurus, lurus
dilawanserong. Artinya apabila lawan menyerang lurus maka diantisipsi
dengan posis serong/menyamping, begitu pula sebalik nya. Ada pula kaedah
membuyarkankonsentrasi lawan dengan membuatnya “kaget”, “sakit”, dan
“geli”, masih banyak lagikaedah yang tersimpan dalam khasanah pencak
silat tradisinal.
4. Kelatnas PERISAI DIRI mengenal kaedah tek-sek,yaitu suatu kaedah serangan seketikayang mematikan
5. Dalam
beberapa aliran pemcak silat dikenal kaedah pengaturan tenaga yaitu
tenagasatu, setengah, dan kosong. Secara sederhana, tenaga satu bisa
diartikan sebagaitenaga penuh (full power ), tenaga setengah adalah
sebagian dari tenaga penuh,sedangkan kosong berarti tenaga yang hampir
tidak bisa dirasakan oleh lawan sertamengosongkan tenaga dan kehendak
lawan (pada tataran tertentu : mengosongkanhawa nafsu). Kaedah
pengaturan tenaga ini sangat penting dimengerti dan dikuasai,sebab
pencak silat mengenal prinsip size doesn’t matter artinya seorang yang
badannyakecil bisa mengalahkan lawan yang fisik nya lebih besar dan
tenaga nya lebih kuat.Kemampuan mengatur dan memanipulasi tenaga ini
sangat penting dalam aplikasipencak silat.
6. Dan
lain-lain kaedah yang masih sangat banyak, yang membutuhkan satu bab
tersendiriuntuk membahasnya SIKAP/PERILAKU, FILOSOFI DAN KETUHANAN
Pencak silat yang lahir dari kultur budaya lokal, penuh dengan muatan
filosofi, tata budaya danketuhanan. Hal ini disebabkan pada umum nya
pencak silat “diciptakan” oleh para tokoh yangarif, bijaksana dan
menekuni dunia spriitual.Syech Kumango, pencipta aliransilek kumango
dari Minang adalah seorang syech pemimpin Thareqat Naqsabandiyah, Raden H
Ibrahim Jayaperbata pencipta
Maenpo Cikalong
adalahbangsawan
Cianjur yang memilih jalan spiritual hingga dari hasil tirakat nya
terciptalah Maenpo Cikalong yang kita kenal sekarangBahkan Nini Datu
suri Dirajo yang telah disebutkan di atas dalam Tambo Alam
Minangkabauadalah seorang yang bijak bestari, filsuf, ahli dalam
kesenian, dan sakti. Karena itulah dalam silek Minang yang kita kenal
sekarang, tiap gerakan nya tampak begitu indah dan mengandungmuatan
filosofi yang sangat dalam.Para tokoh pencak silat generasi berikut nya
juga berasal dari kalangan “bukan orangkebanyakan. Sebut saja Eyang Suro
pendiri Perguruan Setia Hati, Pak Dirdjo pendir Perisai Diri,Mpu R
Samiadji Niti Yudha Negara pendiri Krida Yudha Sinalika, dan
lain-lainya.Seseorang yang belajar dan berlatih pencak silat dengan niat
yang tulus, sungguh-sungguh danmenghayati setiap hal yang diberikan
gurunya tentu akan mengamalkan sikap dan perilakuyang sesuai dengan
nilai-nilai filsofi dan ketuhanan. Yang paling sederhana adalah
menerapkanfilosofi SILAT UNTUK SILATURAHIM. Pepatah Minang mengajarkan :
“lahir silat mencari kawan,batin silat mencari Tuhan” dan “alam
takambang menjadi guru”. Nasehat dari Raden ObingIbrahim muird dari
Raden Haji Ibrahim dibawah ini patut kita renungkan bersama:
0 komentar:
Posting Komentar